Menyongsong Khilafah Kasyidah di atas Minhaj Nubuwah

3 Juli 2012

IMAM MAKSUM SYIAH BERMUKA MASAM


IMAM MAKSUM SYIAH BERMUKA MASAM
Abu Haura Ahmad Junayd bin Ahmad Dzulkifli (Jun Lab)
Brigade Pembungkam Mulut Syiah

Kebiasaan Syi’ah Rafidhah adalah menjelekkan para Sahabat Rasul apalagi bila sahabat itu menduduki kursi ke pemimpinan sebelum Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu.  Apabila kita menengok pada buku-buku tulisan Syiah, kita dapat menemukan mereka menyangkal sekali bila di dalam surat Abasa, orang yang disifati sebagai orang bermuka masam adalah Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Mereka menuduh itu hanya sebuah rekayasa kaum Nashibi (Kaum Sunni) untuk menyelamatkan muka pembesar bani Umayyah yaitu Amirul Mukminin Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu. Dan mereka menyatakan yang bermuka masam itu sebenarnya adalah Utsman bin Affan. Silahkan perhatikan komentar Syiah Rafidhah berikut ini :
‘Faksi Sunni ini mendasarkan pendapat mereka pada hadis-hadis yang diriwayatkan dalam kitab-kitab mereka tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW tertidur dan lupa akan waktu salat, dan bahkan lupa melakukan wudhu untuk shalat.’............ Inilah sebagian kecil dari tindakan-tindakan yang paling keji ulama ulama’ Bani Umayah itu.
Perhatikan bahwa menurut kaum Syi’ah, hadis-hadis ini tidaklah otentik atau bukan merupakan satu kebenaran apapun. Lagi pula, hadis-hadis ini disisipkan ke dalam kitab-kitab mereka oleh Bani Umayah, di antara yang lainnya, untuk membenarkan penyimpangan dan kekejian mereka.
(Antologi Islam hal. 67)

Mengenai bantahan kebodohan mereka ini anda bisa mendapatkan penjelasannya pada tulisan kami di : SURAT ABASA MENGHANCURKAN DOKTRINKEMAKSUMAN SYIAH : http://minhajunnubuwah.blogspot.com/2012/04/surat-abasa-menghancurkan-doktrin.html
Menurut logika akal mereka yang cetek dari segi memahami Al-Quran dan Sunnah, perbuatan bermuka masam tidak mungkin dilakukan Rasul karena Rasul maksum terbebas dari kesalahan, keliru dan lupa sebagaiamana para Imam dua belas yang maksum.
Silahkan perhatikan Tokoh mereka Al-Majlisi (w. 111 H) menyatakan :
اعلم أنّ الإماميّة اتّفقوا على عصمة الأئمّة - عليهم السّلام - من الذّنوب - صغيرها وكبيرها - فلا يقع منهم ذنب أصلاً لا عمدًا ولا نسيانًا ولا الخطأ في التّأويل ولا للإسهاء من الله سبحانه
“Ketahuilah, bahwa para pengikut Imam bersepakat akan kemaksuman para Imam -’alayhissalam- dari dosa baik dosa besar maupun dosa kecil- pada dasarnya tidak terjadi pada mereka dosa baik sengaja, lupa, keliru takwil (tafsir) maupun maupun lalai dari Allah Subhana.”(Bihar Al-Anwar 25/211)
Maka itulah andaikata yang bermuka masam adalah Rasul, jelas akan terjadi kontradiksi yang menyebabkan kedudukan Rasul dibawah kedudukan Imam mereka yang maksum dari kesalahan, lupa dan keliru.
Sekarang saya ingin memberikan tamparan keras kepada Rafidhah Syiah agar mereka nyadar tidak jadi di bawa kerumah sakit Jiwa!!!!!!! Perhatikan percakapan di bawah ini yang berasal dari kitab pusaka Syiah yaitu “Nahjul Balaghah”:
قال الربيع  : يا أمير المؤمنين أ لا أشكو إليك عاصم بن زياد أخي.
قال : ما له ؟
 قال : لبس العباء و ترك الملاء و غم أهله و حزن ولده.
فقال علي : ادعوا لي !
عاصما فلما أتاه عبس في وجهه و قال : ويحك يا عاصم
Artinya :
“Berkata Rabi’e :”Wahai Amirul Mukminin, aku mengadukan kepada Anda Ashim bin sauadaraku.
Berkata( Ali radhiyallahu’anhu-pent) :”Apa yang terjadi?”
Rabi’e menjawab : “Ia telah memakai baju kasar lagi meninggalkan harta(meninggalkan dunia-pent) dan mengasingkan dari keluarganya. Sedangkan anaknya sedih.”
Maka Ali berkata :”Panggilah Ashim kemari!”
Tatkala ia(Ashim-pent) menemui beliau, beliau bermuka MASAM di wajahnya dan berkata :”Celaka engkau ya Ashim.............” ( Nahjul Balaghah khutbah 167)
Teks di atas dapat juga anda temui di Tafsir Nur Ats Tsaqalain jilid 5 hal 189. Wasa'il Syiah jilid 5 Bab: Dibenci Bagi Orang yang Berkeluarga Untuk Berpakaian Kasar dan Mengasingkan Diri dari Kehidupan Dunia, Majma'ul Bayan jilid 5 hal 88, Thaharatul Maulid 261 – 267, dan Syarh Nahjul Balaghah karangan Ibnu Al-Hadid juz 11 hal. 36.
Ternyata imam yang maksum pun bermuka masam, yang semestinya berseri-seri karena hendak menasehati sahabatnya yang berbuat yang tidak semestinya. Namun meskipun demikian umat syiah masih menganggap Ali sebagai maksum, otomatis menganggap perbuatan bermuka masam adalah perbuatan baik yang tidak menggugurkan kemaksuman, maka orang maksum masih tetap maksum walaupun dia bermuka masam. Lalu mengapa Nabi mustahil untuk bermuka masam dan Ali boleh melakukannya ? Jika Nabi tidak layak untuk bermuka masam maka demikian dengan Ali.
Gimana????????????????????
SEMOGA KALIAN SADAR YA SYIAH RAFIDAH!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar