IMAM MAKSUM SYIAH BERMUKA MASAM
Abu Haura Ahmad Junayd bin Ahmad Dzulkifli (Jun Lab)
Brigade Pembungkam Mulut Syiah
Kebiasaan Syi’ah Rafidhah adalah menjelekkan para Sahabat Rasul
apalagi bila sahabat itu menduduki kursi ke pemimpinan sebelum Amirul Mukminin
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu.
Apabila kita menengok pada buku-buku tulisan Syiah, kita dapat menemukan
mereka menyangkal sekali bila di dalam surat Abasa, orang yang disifati sebagai
orang bermuka masam adalah Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Mereka
menuduh itu hanya sebuah rekayasa kaum Nashibi (Kaum Sunni) untuk menyelamatkan
muka pembesar bani Umayyah yaitu Amirul Mukminin Utsman bin Affan
radhiyallahu’anhu. Dan mereka menyatakan yang bermuka masam itu sebenarnya
adalah Utsman bin Affan. Silahkan perhatikan komentar Syiah Rafidhah berikut
ini :
‘Faksi
Sunni ini mendasarkan pendapat mereka pada hadis-hadis yang diriwayatkan
dalam kitab-kitab mereka tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW tertidur
dan lupa akan waktu salat, dan bahkan lupa melakukan wudhu untuk shalat.’............
Inilah sebagian kecil dari tindakan-tindakan yang paling keji ulama ulama’ Bani Umayah itu.
Perhatikan
bahwa menurut kaum Syi’ah, hadis-hadis ini tidaklah otentik atau
bukan merupakan satu kebenaran apapun. Lagi pula, hadis-hadis ini disisipkan ke dalam kitab-kitab mereka oleh Bani Umayah, di antara
yang lainnya, untuk membenarkan penyimpangan dan kekejian mereka.
(Antologi
Islam hal. 67)
Mengenai
bantahan kebodohan mereka ini anda bisa mendapatkan penjelasannya pada tulisan
kami di : SURAT ABASA MENGHANCURKAN DOKTRINKEMAKSUMAN SYIAH : http://minhajunnubuwah.blogspot.com/2012/04/surat-abasa-menghancurkan-doktrin.html
Menurut logika
akal mereka yang cetek dari segi memahami Al-Quran dan Sunnah, perbuatan
bermuka masam tidak mungkin dilakukan Rasul karena Rasul maksum terbebas dari
kesalahan, keliru dan lupa sebagaiamana para Imam dua belas yang maksum.
Silahkan
perhatikan Tokoh
mereka Al-Majlisi (w. 111 H) menyatakan :
اعلم أنّ الإماميّة اتّفقوا على عصمة الأئمّة - عليهم
السّلام - من الذّنوب - صغيرها وكبيرها - فلا يقع منهم ذنب أصلاً لا عمدًا ولا
نسيانًا ولا الخطأ في التّأويل ولا للإسهاء من الله سبحانه
“Ketahuilah, bahwa para pengikut Imam bersepakat akan kemaksuman
para Imam -’alayhissalam- dari dosa baik dosa besar maupun dosa kecil- pada
dasarnya tidak terjadi pada mereka dosa baik sengaja, lupa, keliru takwil
(tafsir) maupun maupun lalai dari Allah Subhana.”(Bihar Al-Anwar 25/211)
Maka itulah andaikata yang bermuka masam adalah Rasul, jelas akan
terjadi kontradiksi yang menyebabkan kedudukan Rasul dibawah kedudukan Imam
mereka yang maksum dari kesalahan, lupa dan keliru.
Sekarang saya ingin memberikan tamparan keras kepada Rafidhah Syiah
agar mereka nyadar tidak jadi di bawa kerumah sakit Jiwa!!!!!!! Perhatikan
percakapan di bawah ini yang berasal dari kitab pusaka Syiah yaitu “Nahjul
Balaghah”:
قال الربيع : يا أمير
المؤمنين أ لا أشكو إليك عاصم بن زياد أخي.
قال : ما له ؟
قال : لبس العباء
و ترك الملاء و غم أهله و حزن ولده.
فقال علي : ادعوا لي !
عاصما فلما أتاه عبس في وجهه و قال : ويحك يا
عاصم
Artinya
:
“Berkata Rabi’e :”Wahai Amirul Mukminin, aku mengadukan kepada Anda
Ashim bin sauadaraku.
Berkata( Ali radhiyallahu’anhu-pent) :”Apa yang
terjadi?”
Rabi’e menjawab : “Ia telah memakai baju kasar lagi meninggalkan
harta(meninggalkan dunia-pent) dan mengasingkan dari keluarganya. Sedangkan
anaknya sedih.”
Maka Ali berkata :”Panggilah Ashim kemari!”
Tatkala
ia(Ashim-pent) menemui beliau, beliau bermuka MASAM di wajahnya dan berkata
:”Celaka engkau ya Ashim.............” ( Nahjul Balaghah khutbah 167)
Teks di atas dapat juga anda temui
di Tafsir Nur Ats Tsaqalain jilid 5 hal 189. Wasa'il Syiah jilid 5
Bab: Dibenci Bagi Orang yang Berkeluarga Untuk Berpakaian Kasar dan
Mengasingkan Diri dari Kehidupan Dunia, Majma'ul Bayan jilid 5 hal 88,
Thaharatul Maulid 261 – 267, dan Syarh Nahjul Balaghah karangan Ibnu Al-Hadid
juz 11 hal. 36.
Ternyata imam yang maksum pun bermuka masam, yang semestinya
berseri-seri karena hendak menasehati sahabatnya yang berbuat yang tidak
semestinya. Namun meskipun demikian umat syiah masih menganggap Ali sebagai
maksum, otomatis menganggap perbuatan bermuka masam adalah perbuatan baik yang
tidak menggugurkan kemaksuman, maka orang maksum masih tetap maksum walaupun
dia bermuka masam. Lalu mengapa Nabi mustahil untuk bermuka masam dan Ali boleh
melakukannya ? Jika Nabi tidak layak untuk bermuka masam maka demikian dengan
Ali.
Gimana????????????????????
SEMOGA KALIAN SADAR YA SYIAH RAFIDAH!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar