Menyongsong Khilafah Kasyidah di atas Minhaj Nubuwah

21 Oktober 2011

Nabi Seperti Musa ( D. Menaruh Firman Di Mulut).


D.   Menaruh Firman di Mulut
Lalu sifat nabi itu adalah “Tuhanakan meletakkan Firman-Nyadi dalam mulutnya “sebagaimana yang dinyatakan dalam  Ulangan 18 : 18 ;
18...............Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Yang dimaksud dengan “Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya” adalah mendiktekannya. Sebagaimana di dalam Keluaran 4 : 14-17
14Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Musa dan Ia berfirman :”Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya. 15Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu kedalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu lakukan. 16Ia harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian ia akan menjadi penyambung lidahmu dan engkau akan menjadi seperti Allah baginya. 17Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat.”
Hal ini sesuai dengan keadaan Nabi Muhammad shallallahu’alaihiwasallam yang ummi (tidak dapat membaca dan menulis). Karena itulah sifat pewahyuan kepada beliau dengan cara didikte, baik secara langsung oleh Allah ataupun melalui perantara (seolah-olah sebagai penyambung lidah) malaikat Jibril. Sebagaimana riwayat dari Aisyah Ummul mukminin radhiyallahu’anha :
“Hingga datanglah kebenaran kepada beliau dan pada saat itu beliau di dalam gua hira maka pada saat itu datanglkah malaikat. Berkata malaikat tersebut :”Bacalah!” Beliau menjawab :”Aku tidak dapat membaca.” Beliau berkata lagi :”Maka ia  merengkuh dan memelukku (dengan kuat) hingga aku lemas lalu ia lepaskan. Maka ia berkata : :”Bacalah!” Beliau menjawab :”Aku tidak dapat membaca.” Beliau berkata lagi :”Maka ia  merengkuh dan memelukku (dengan kuat) yang kedua kalinya hingga aku lemas lalu ia lepaskan. Maka ia berkata:”Bacalah!” Beliau menjawab :”Aku tidak dapat membaca.” Beliau berkata lagi :”Maka ia  merengkuh dan memelukku (dengan kuat) ketiga kalinya lalu ia lepaskan. Maka ia berkata :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.”
(Shahih al-Bukhari, I/2,3))

Hal ini telah dinubuatkan dalam Yesaya 29 : 12
12dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca."
Begitu pula Allah  Azza wa Jalla mendiktekan wahyu kepada beliau shallahu’alaihi wasallam sebagai berikut:
“Katakanlah (Muhammad): "Hai orang-orang kafir.”
(QS. Al-Kafirun : 1)

“Katakanlah(Muhammad): "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”
(QS. Al-Ikhlas : 1)

“Katakanlah(Muhammad): "Aku berlindung kepada Tuhan yang
menguasai subuh.”
( QS. Al-Falaq : 1)
Baca selengkapnya >>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar